Six Sigma adalah pendekatan metodologis yang digunakan untuk meningkatkan kualitas proses bisnis dengan mengurangi variabilitas dan cacat dalam produksi. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Bill Smith di Motorola pada tahun 1986 dan kemudian dipopulerkan oleh General Electric di bawah kepemimpinan Jack Welch.

Konsep Dasar Six Sigma

Six Sigma berfokus pada mengendalikan proses sehingga menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Dalam konteks ini, "sigma" merujuk pada standar deviasi, yang merupakan ukuran variabilitas dalam suatu proses. Proses yang memiliki tingkat Six Sigma berarti memiliki tingkat cacat yang sangat rendah - secara teknis, hanya 3,4 cacat per juta peluang (DPMO).

Mengapa Pengukuran Sigma Penting?

Variabilitas adalah bagian alami dari semua proses. Six Sigma bertujuan untuk meminimalkan variabilitas ini sehingga proses tetap konsisten dan andal. Dengan mengukur sigma, organisasi dapat memahami seberapa sering proses mereka menghasilkan hasil yang di luar spesifikasi yang diinginkan.

Misalnya, dalam produksi lembaran baja berlapis PVC, spesifikasi yang dikontrol mungkin meliputi lebar, panjang, dan ketebalan lembaran serta ketebalan, warna, dan keseragaman lapisan PVC. Dengan memantau parameter ini, organisasi dapat memastikan produk mereka sesuai standar yang telah ditetapkan.

Penerapan Six Sigma dalam Pengendalian Kualitas

Six Sigma diterapkan dengan menggunakan serangkaian alat dan teknik untuk menganalisis dan memperbaiki proses. Berikut adalah langkah-langkah kunci dalam penerapan Six Sigma:

  1. Definisikan: Identifikasi masalah dan spesifikasikan tujuan proyek.
  2. Ukur: Kumpulkan data untuk memahami variabilitas dan kinerja proses saat ini.
  3. Analisis: Gunakan data untuk mengidentifikasi penyebab utama masalah.
  4. Perbaiki: Kembangkan dan implementasikan solusi untuk mengurangi variabilitas dan cacat.
  5. Kendalikan: Terapkan kontrol untuk mempertahankan perbaikan dan memastikan proses tetap stabil.


Mengukur Sigma dalam Proses

Untuk memahami tingkat sigma dari suatu proses, kita menggunakan kalkulator sigma yang menghitung cacat per juta peluang (DPMO) dan tingkat sigma. Misalnya, sebuah proses dengan tingkat sigma 6 (Six Sigma) memiliki DPMO sebesar 3,4, yang berarti hanya 3,4 cacat per juta peluang.

Rumus DPMO:

DPMO=(JumlahCacatJumlahUnit×PeluangCacatperUnit)×1.000.000DPMO = \left( \frac{Jumlah \, Cacat}{Jumlah \, Unit \times Peluang \, Cacat \, per \, Unit} \right) \times 1.000.000

Di mana:

  • Jumlah Cacat adalah total cacat yang ditemukan.
  • Jumlah Unit adalah total unit yang diperiksa.
  • Peluang Cacat per Unit adalah total kesempatan untuk cacat pada setiap unit.

Tingkat Sigma dan Kualitas Proses

Tabel berikut menunjukkan hubungan antara tingkat sigma, DPMO, dan persentase cacat:

Tingkat SigmaDPMOPersen Cacat
327000,27%
463,370,0073%
4,6453,40,00034%
50,57420,00005742%
60,0020,0000002%

Visualisasi Six Sigma

Bayangkan distribusi normal di mana batas spesifikasi atas dan bawah adalah titik yang menandakan batas kualitas yang dapat diterima. Pada tingkat Six Sigma, proses berada sedemikian rupa sehingga 99,99966% dari semua hasil berada di dalam batas spesifikasi tersebut, meninggalkan hanya 0,00034% kemungkinan cacat. Grafik berikut mengilustrasikan konsep ini:

Pentingnya Six Sigma dalam Pengendalian Proses

Six Sigma tidak hanya tentang mengurangi cacat, tetapi juga tentang mengoptimalkan efisiensi dan menurunkan biaya. Ini dapat diaplikasikan dalam berbagai industri, dari manufaktur hingga layanan, di mana kualitas proses harus dikontrol ketat.

Contoh praktis termasuk:

  • Manufaktur: Mengontrol spesifikasi fisik produk seperti ketebalan dan dimensi.
  • Layanan: Mengukur dan mengoptimalkan waktu respon layanan pelanggan dan kepuasan pelanggan.

Six Sigma dalam Proses Kompleks

Ketika proses melibatkan banyak langkah atau komponen, konsep RTY (Rolled Throughput Yield) menjadi penting. RTY adalah metrik yang mengukur hasil gabungan dari semua langkah dalam proses. Misalnya, jika sebuah produk memiliki beberapa komponen atau sebuah layanan terdiri dari beberapa tahap, RTY memberikan gambaran tentang tingkat keberhasilan keseluruhan.

Rumus RTY:

RTY=HasildariBagian1×HasildariBagian2××HasildariBagiannRTY = Hasil \, dari \, Bagian \, 1 \times Hasil \, dari \, Bagian \, 2 \times \ldots \times Hasil \, dari \, Bagian \, n

Di mana setiap Hasil dari Bagian adalah probabilitas bahwa bagian tersebut bebas dari cacat.

Kesimpulan

Six Sigma adalah pendekatan yang sangat efektif untuk mengendalikan dan meningkatkan kualitas proses dalam berbagai industri. Dengan fokus pada pengurangan variabilitas dan cacat, Six Sigma membantu organisasi mencapai efisiensi yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah, sekaligus memastikan produk dan layanan mereka memenuhi standar kualitas yang ketat.

Referensi

  1. Smith, B. (1993) "Membuat Perang Melawan Cacat", IEEE Spectrum 30(9):43-50; DOI: 10.1109/6.275174.
  2. Shewhart, WA (1930) "Kontrol Ekonomi Kualitas Produk Manufaktur", Jurnal Teknis Bell Labs 9(2):364-389; DOI: 10.1002/j.1538-7305.1930.tb00373.x.
  3. Akerman, T. (2018) "Dimana bukti pergeseran sigma?" [online] https://www.tamarindtreeconsulting.com/where-is-the-evidence-for-sigma-shift/ , diakses 18 Juli 2019.

Dengan pemahaman yang tepat tentang Six Sigma, organisasi dapat mengembangkan proses yang lebih efektif dan efisien, menghasilkan produk dan layanan berkualitas tinggi yang memuaskan pelanggan dan mengurangi biaya operasional.

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar

Luncurkan toko Anda hanya dalam 4 detik dengan 
 
Top